Title: Love Like This
Genre: Romance/Drama
Length: Series
Rating: K+
Author: Fadhilah Huda (Shin Yeonhee)
Lead Cast: Shin Yeonhee, Kim Hyungjoon
Main Cast: Hwang Sanghee, Kim Yeonna, Kim Hyunjoong, Kim Kyujong
-Hyungjoon-
“Kak, sudah siap?”, tanya Yeonhee dari luar, padaku.
“Sudaah, tunggu sebentar.”, aku keluar seraya menggigit sepotong roti dan memasang kancing bajuku. Setelah itu aku mengunci apartemen kami.
“Hei, kak~ Jangan makan sambil berjalan begitu..”, aku hanya menjawab dengan senyum menyeringai. Yeonhee membalas seringaianku seraya membetulkan dasiku. Aku mengacak rambutnya pelan.
“Ah kakak, rambutku kan jadi berantakan~”, keluhnya seraya merapikan kembali rambutnya yang berwarna hitam-kecoklatan dan bergelombang. Manis sekali. Kami pun berjalan menuju halte bus.
Kami pergi ke sekolah dengan bus. Dalam waktu sekitar 10-15 menit kami sampai di sekolah. Ah, aku sedang menabung untuk beli motor, mungkin sekitar sebulan lagi kami akan pergi ke sekolah naik motor, sehingga bisa menghemat waktu untuk sampai di sekolah.
Oh ya, Namaku Kim Hyungjoon. Tahun ini aku menjadi siswa kelas 2 di SMA Cheonha. Kim Yeonhee, adik perempuanku, berada 1 kelas dibawahku di SMA yang sama.
Sudah 6 bulan berlalu sejak awal masuk sekolah, dan ini hari pertama kami masuk kembali ke sekolah setelah libur tengah semester.
Tak lama kemudian, kami sampai. di depan gerbang sudah ada 2 sahabatku, Kim Hyunjoong dan Kim Kyujong, sedikit jauh di sebelah mereka ada pula Choi Sanghee dan Kim Yeonna, 2 sahabat Yeonhee.. Yeonhee melambai pada kedua sahabatnya, kemudian berlari menghampiri mereka.
“Huwah~ Aku kangen sama kaliaaaan~~”, seru Yeonhee seraya memeluk kedua sahabatnya.
“Aku juga kangen, Yeonhee sayang..”, ucap Sanghee. Yeonna mengiyakan.
TUK! Aku mengetuk pelan kepala Yeonhee dengan tasku, “Kau ini, meninggalkanku seenaknya..”.
“Pagi, kak Hyungjoon..”, ucap Yeonna dan Sanghee saat melihatku.
“Pagi..”, aku tersenyum pada mereka.
“Duh, kakaak~ sakit~”, Yeonhee meringis seraya memegangi kepalanya.
“Kau jahat sekali pada adikmu..”, tawa Hyunjoong seraya menghampiriku diikuti Kyujong di belakangnya.
“Habis dia langsung menghiraukanku saat melihat sahabatnya.”, aku hanya mencibir kecil.
“Biarin..wlee”, Yeonhee menjulurkan lidahnya. Aku mencubit hidungnya. “Au! Hei, kakak~! …Sudah ya kak, kami ke kelas duluan.. dadah..”, Yeonhee merangkul Sanghee dan Yeonna dan meninggalkanku bersama Hyunjoong dan Kyujong.
“Tuh kan! Hei, Yeonhee!”, aku sedikit kesal karena Yeonhee langsung menghiraukanku saat bertemu 2 sahabatnya itu.
“Dasar, kalian.. Eh, sepertinya, kau kenal dengan sahabat-sahabat Yeonhee, ya?”, ucap Hyunjoong.
“Ya, kenapa? Kau naksir salah satunya?”
“Hehe. Kau bisa kenalkan aku pada mereka kan? Habis, kalau aku naksir Yeonhee nanti kau marah..”
“Kau naksir Yeonhee??!”
“Tidaak~ Aku kan sudah bilang, nanti kau marah.”
“Huh! Naksir pun tidak apa-apa. Adikku memang cantik!”
“Haha. Itu makanya kau menyukainya.”, Kyujong yang pendiam pun ikut menimpali. Hyunjoong ikut tertawa.
“Aish, kaliaaan~”, Hyunjoong dan Kyujong berlari ke kelas, menghindariku. aku mengejar mereka di belakang.
Ya, aku memang menyukai Yeonhee. Sangat menyukainya. Sister complex? ..Tidak, tidak sepenuhnya. Dia bukan adik kandungku.
Saat aku berumur 7 tahun, Orangtuaku membawa Yeonhee ke rumah, ibu bilang kedua orangtua Yeonhee meninggal karena kecelakaan. Ayah Yeonhee adalah teman ayahku. Ibu dan ayah pun merasa khawatir pada Yeonhee yang ditinggalkan karena ia masih terlalu cepat untuk hidup sendiri, mereka memutuskan untuk mengangkat Yeonhee menjadi anak. Menjadi adikku.
Sejak awal bertemu, aku dan Yeonhee langsung akrab. Sejak hari itu pun, aku mulai menyukainya. Namun sepertinya ia hanya menganggapku sebatas kakaknya.
1 tahun kemudian, ayah terkena serangan jantung dan meninggal dunia, ibu yang memiliki keadaan fisik yang lemah tak kuasa menahan kesedihan ditinggal ayah, 1 minggu kemudian ibu pergi menyusul ayah. Aku sangat terpukul dengan kejadian itu. Terlebih Yeonhee, ia mengalami hal seperti itu 2 kali. Sejak saat itu, aku berjanji pada Yeonhee kalau ia takkan kehilangan keluarganya lagi, aku akan selalu berada disisinya dan menjaganya.
Bel masuk berbunyi dan membuyarkan lamunanku akan pertemuan pertama kami. Tak lama, guru fisika kami masuk.
2 jam kemudian, bel pergantian pelajaran berbunyi. Setelah guru fisika itu meninggalkan ruang kelas kami, Hyunjoong dan Kyujong menghampiriku.
“Ada apa?”, tanyaku.
“Ayo cepat ganti baju!”, mereka menarik tanganku dan membawaku pergi ke ruang ganti laki-laki. Sepertinya bersemangat sekali.
“Kalian ini kenapa sih? Semangat sekali? Ya memang sih, pelajaran fisika memang bikin mengantuk, tapi tidak biasanya kalian sesemangat ini saat jam olahraga tiba? Memang hari ini olahraga diluar??”
“Bukan. Hyungjoon kau ini tidak tahu ya?”, ucap Hyunjoong.
“Hah? Tidak tahu apa?”
“Olahraga hari ini kan kelasnya digabung dengan anak kelas 1. Kelasnya Yeonhee pula!!”
“He? Kenapa memangnya? Kau senang bisa bertemu Yeonhee??”
“Har, bukan begitu. Kelas adikmu kan banyak perempuan cantik.”, Hyunjoong mengedipkan sebelah matanya.
“Jiah.....”, gumamku datar.
Hmm.. Tapi, ya.. aku senang. Karena bisa melihat Yeonhee di jam olahraga ini. Aku pun tersenyum kecil.
-Yeonhee-
“Nah, anak-anak, hari ini pelajaran olahraga kelas kalian digabung dengan kelas 2 karena guru olahraga kelas 1 tidak bisa hadir, saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik. Hari ini olahraga basket. Ayo ganti baju kalian dan segera ke lapangan!”, ucap guru olahraga kelas 2.
“Baik, pak.”
* * *
Di lapangan..
“Wah, asiik~ Ini kan kelas kak Hyungjoon~”, ucap Hyomin, murid dari kelasku.
“Iyaa~ Kita bisa melihat Kyujong oppa main voli~”, Hara mengiyakan.
“Kak Kyujong, kak Hyungjoon. Pokoknya kita bisa melihat kakak-kakak kelas keren itu bermain~ Terutama sang pangeran tampan, kak Hyunjoong~”, Sunkyu menambahkan. Disusul dengan teriakan centil mereka bertiga.
“Aish, ada apa sih dengan mereka?”, ucap Sooyeon, salah seorang sahabatku.
“Mereka mulai cari muka lagi..”, sahabatku yang lain, Yuri, menghela nafas.
Aku, Sanghee, dan Yeonna hanya mengangkat bahu. Kemudian kami berlima saling berpandangan dan menggeleng-geleng kecil.
“Kenapa menggeleng-geleng begitu, Yeonhee?”, ucap Hyungjoon oppa yang tiba-tiba berada di belakangku.
Yeonna, Sanghee, Sooyeon, dan Yuri terkejut, “Si-siang.. kak..”, sapa mereka. Kak Hyungjoon tersenyum, “Siang..”
“Kakak mengejutkan saja..”
Yuri dan Sooyeon menarikku menjauh dari kakak. Sanghee dan Yeonna mengikuti kami.
“Ada apa?”, tanyaku.
“Mengejutkan saja. Kalau Sunkyu dan kawan-kawannya tahu, bisa habis kau!”, ucap Yuri menakutiku. Sooyeon mengangguk-angguk mengiyakan.
“Hmm? Memang kenapa? Kak Hyungjoon kan kakakku??”
“Aku tahu, tapi mereka?”, tanya Yuri seraya menunjuk Sunkyu dan gerombolannya, “Apa yang mereka inginkan pasti mereka dapatkan, begitulah pikir mereka, keras hati!”, tambahnya lagi.
“Kalian membicarakan apa? Kenapa bisik-bisik??”, tanya kak Hyungjoon yang kembali muncul tiba-tiba dibelakangku, penasaran.
Kami terkejut, lagi.
“Kakaak~ Sudah kubilang jangan muncul tiba-tiba~~”, keluhku pada kakak. Kak Hyungjoon hanya tersenyum menyeringai.
Yuri menarik-narik rok-ku member isyarat untuk melirik ke samping, ke arah Sunkyu dan kawan-kawannya. Mereka memberi pandangan tidak enak pada kami.
“Pergi yuuk..”, ucap Sooyeon memelas, sepertinya khawatir.
“Hai…..”, sapa kak Hyunjoong dan kak Kyujong dari belakang Sanghee dan Yeonna, kami kembali terkejut.
Yuri menepuk dahinya. “Tidak cukup hanya 1 pangeran, malah ditambah 2 orang lagi..”, ujarnya pelan.
Kak Hyungjoon, kak Hyunjoong dan kak Kyujong pun berpandangan dan mengerutkan dahi. “Kami bukan pangeran kok, hanya siswa dari kelas 2-1 yang ingin berkenalan dengan kalian.”, ucap kak Hyunjoong seraya tersenyum lembut, lalu melirik Yeonna dan tersenyum. Pipi Yeonna memerah, ia tersenyum balik.
“Kalian teman Yeonhee, adik Hyungjoon kan? Aku Hyunjoong. Sahabat Hyungjoon, kakak Yeonhee.”, tambah kak Hyunjoong yang kemudian melirik Yeonna lagi. Namun kali ini Yeonna menunduk malu.
“Aku Kyujong.”, kak Kyujong yang sebelumnya diam kemudian membuka mulut seraya tersenyum.
PRRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTT!!! Suara peluit guru olahraga kami membuyarkan pembicaraan. Kami pun berbaris. Sunkyu, Hyomin, dan Hara menatap tajam ke arah kami. Akupun memalingkan pandanganku dari mereka.
Guru olahraga pun mulai bicara, “Baik, sekarang kalian bagi tim untuk bertanding basket. Kemudian, ...bla bla bla”
* * *
“Waaa Prince Hyunjoong~ Prince Hyunjoong~”, seru Sunny memekikkan telinga.
“Kak Kyujooong, ayo buat angka~”, tambah Hara.
“Kak Hyungjoon~ Keren sekaliiiii~”, Hyomin tak mau kalah.
Tiba-tiba, BRUK! Kak Hyungjoon tersenggol salah satu lawan mainnya dan terjatuh.
“Kak Hyungjoon!!”, seru Hyomin.
Aku yang sebelumnya duduk pun berdiri, “Kakaak....”, ucapku khawatir.
Melihat Kak Hyungjoon terjatuh, seisi terdiam, hening. Saat guru hendak memanggil pemain cadangan untuk menggantikan, Kak Hyungjoon bangkit, kemudian melihat ke arahku.
Kakak tersenyum menatapku, “Yeonhee! Aku tidak akan kalah!”, serunya seraya mengepalkan jarinya. Seluruh pandangan beralih padaku. Aku tercengang dan malu setengah mati. Aku hanya menganggukkan kepalaku. Hyomin kembali menatap tajam kali ini hanya ke arahku, kesal.
Tak lama, permainan kelas 2 usai. Giliran kami, kelas 1 yang bermain. Aku se-tim dengan Sanghee, Yeonna, Yuri, dan Sooyeon. Lawan main kami adalah Sunkyu, Hyomin, Hara, Eunjung, dan Hyoyeon.
Saat aku mendrible bola dan menggiring menuju ring lawan, Hyomin menghadangku seraya berbisik, “Jangan fikir mentang-mentang kau adik Hyungjoon, kau bisa seenaknya dekat-dekat dengannya ya!”, ancamnya. Aku tercengang. Tanpa sadar, bola basket ditanganku sudah direbut Hyomin.
Sanghee, yang sebelumnya sudah berada didekat ring lawan menunggu operan bola dariku, akhirnya mundur mengejar Hyomin. Sanghee berhasil merebut bola dan lalu mencetak angka.
Tak lama, pertandingan usai. Tim kami unggul dalam permainan ini. Sebagian besar angka dicetak oleh Sanghee, ya, dia memang yang terbaik dalam permainan basket. Tim kami bersorak riang. Aku hanya tersenyum, masih memikirkan kata-kata Hyomin tadi.
“..hee ..Yeonhee!”, Sanghee tiba-tiba berada didepanku. Aku terkejut. Sepertinya tadi aku melamun.
“Kenapa? Sepertinya sejak permainan tadi kamu jadi tidak semangat? Ada sesuatu yang terjadi?”, tanya Yeonna seraya menghampiriku. Sooyeon dan Yuri memperhatikanku heran.
“Aa~ Ti-tidak apa-apa kok..”, aku tersenyum.
“Sudah, ayo kita ke kantin. Sudah waktunya istirahat makan siang.”, ujar Yuri mengalihkan pembicaraan.
“Yaa~ Perutku juga sudah bernyanyi~~”, Sooyeon menambahkan.
Aku, Sanghee, dan Yeonna pun mengangguk setuju. Kami pun pergi ke kantin.
* * *
Di kantin..
Kami berlima asik berbincang seraya menghabiskan makan siang kami.
Ditengah perbincangan, “Kami ikutan, boleh tidak?”, tanya seseorang menghampiri kami.
Kami berlima menoleh. Ternyata kak Hyungjoon bersama dua sahabatnya, kak Hyunjoong dan kak Kyujong. Kami berlima pun berpandangan, kemudian mengangguk.
Mereka tersenyum, kemudian mengambil tempat duduk masing-masing. Kak Hyungjoon duduk disamping kananku, kak Kyujong disamping Sanghee yang duduk disamping kiriku, dan kak Hyunjoong mengambil kursi lagi dan duduk diantara kak Hyungjoon dan Yeonna.
“Ermmm.. Sanghee.. Permainan basketmu tadi indah sekali..”, puji kak Kyujong.
Pipi Sanghee memerah, ia tersenyum malu, “Makasih, kak..”
“Oh iya, pulang sekolah nanti kalian ada acara tidak?”, tanya kak Hyunjoong.
Sanghee dan Yeonna menggeleng.
“Aku ada latihan bela diri.”, jawab Yuri.
“Aku ada les vokal.”, jawab Sooyeon. Ia memang yang memiliki suara paling indah diantara kami berlima.
“Yeonhee?”, tanya kak Hyungjoon seraya menoleh padaku.
“Aku kan pulang sama kakak..”, jawabku. Kak Hyungjoon tersenyum.
“Nah! Kalau begitu, aku undang kalian bertiga nanti pulang sekolah ya!”, seru kak Hyunjoong.
“Kemana?”, tanya kami bertiga serempak.
“Nanti juga kalian tau.”, jawab kak Hyungjoon seraya mengedipkan sebelah matanya.
“Pulang sekolah bertemu di taman ya..”, kak Kyujong yang sebelumnya diam pun menambahkan seraya tersenyum.
Kami bertiga pun mengangguk.
* * *
Sepulang sekolah..
“Yeonhee, ayo!”, seru Sanghee yang sudah berada di depan kelas bersama Yeonna.
Aku masih merapikan barang-barangku, “Yaa~ tunggu sebentar..”. saat aku menarik tasku, sesuatu terjatuh.
[to be continued..]
No comments:
Post a Comment